Kamis, 02 Februari 2012

Asala Mula Kehidupan


   Teori evolusi yang menyatakan bahwa nenek moyang kita adalah berasal dari kera, seolah-olah telah menjadi
kebenaran di seluruh lapisan masyarakat.  Anak-anak sekolah sudah sangat akrab dengan pernyataan “manusia berasal
dari spesies kera”, kalau dibiarkan hal ini akan sangat meracuni umat manusia dengan lunturnya keyakinan (sradha)
terhadap Tuhan sebagai Sang Maha Pencipta. Menurut Bhagavadgita bahwa kehidupan atau sang roh itu adalah kekal,
keaneka ragaman badan-badan material (biodiversity) berupa mahluk hidup dari tingkat yang sangat sederhana yaitu
mahluk bersel satu, parasit, tumbuh-tumbuhan, aneka hewan, sampai manusia merupakan badan-badan material yang
telah diciptakan secara utuh yang siap dihuni oleh sang roh. Sang roh akan mendapat badan material tertentu
berdasarkan karma dan kesadaran yang dimilikinya pada kehidupan yang lalu.
Pandangan Sains dan VedantaPendahuluan         Almarhum dr. Jerome Lejeune adalah ahli genetik yang dikenal masyarakat
internasional.  Dr. Lejeune adalah seorang profesor genetik di Universitas Rene Descartes di Paris.  Menerima
Penghargaan Kennedy dari Almarhum Presiden Kennedy karena berhasil menemukan kelainan genetik Sindroma Down
(Down’s Syndrome) yang disebabkan oleh kromosom ekstra (Trisomy 21).  Dr. Lejeune telah menyumbangkan banyak
penelitian genetik untuk mencegah dan mengobati Trisomy 21.  Berikut ini adalah pendapat yang diberikannya di depan
sub-komite Hukum Senat Amerika.          Kapan persisnya kehidupan dimulai ?  Saya akan mencoba memberikan jawaban
yang paling mengena untuk pertanyaan ini berdasarkan ilmu pengetahuan.  Ilmu biologi modern mengajarkan pada kita
bahwa persatuan antara para leluhur dengan keturunannya terjadi karena adanya mata rantai yang berkesinambungan
dari pembuahan sel wanita (indung telur) oleh sel pria (sperma) yang membuat anggota baru dari sebuah keluarga hadir
di dunia.  Kehidupan mempunyai sejarah yang amat sangat panjang, tetapi setiap individu memiliki permulaan yang
rapih, yaitu saat terjadinya pembuahan.           Mata rantai yang dimaksud di atas adalah DNA.  Dalam setiap sel reproduksi
yang bentuknya seperti pita sepanjang kira-kira satu meter, terdapat bagian-bagian (23 bagian pada manusia).  Setiap
bagian digulung dan dibungkus dengan hati-hati (seperti pita magnetik dalam sebuah kaset mini).  Jika kita melihatnya
dibawah sebuah mikroskop, bentuknya mirip sebuah batang, itulah yang dinamakan kromosom.           Tak lama setelah 23
kromosom seorang pria bertemu dengan 23 kromosom seorang wanita dalam sebuah pembuahan, semua informasi
genetik dari seseorang yang belum dilahirkan telah diperoleh.  Seperti sebuah pita magnetik tadi, yang jika kita putar
dalam tape recorder akan mengeluarkan bunyi simfoni yang indah, kehidupan baru mulai menyatakan siapa diati
kesehatan yang sempurna – maka seorang pakar biologi akan mengatakan bahwa ia perlu keadaan jasmani yang sehat,
hidup dengan memperhatikan kesehatan seluruh anggota tubuhnya – sedang seorang pakar hukum mengatakan bahwa
ia memerlukan kepatuhan akan hukum-hukum yang berlaku, sehingga ia tidak terseret dalam perkara-perkara yang
menyulitkan hidupnya.           Alam bekerja seperti itu.  Kromosom-kromosom adalah tabulasi hukum kehidupan, saat mereka
bersatu membentuk mahluk baru (maksudnya pembuahan), kromosom-kromosom itu telah menoktahkan keadaan
seseorang.  Teori Ilmiah Asal Mula Kehidupan Evolusi Molekuler
            Ketika tubuh organisme hidup dianalisa secara kimiawi, kita menemukan bahwa mereka secara primer tersusun dari
empat elemen (H,O,N dan C). Bahan kimia seperti air, protein, lemak, karbohidrat dan asam nukleida menyusun 95%
dari seluruh molekul yang ada di tubuh organisme. Kemudian, mereka mencoba untuk menyimpulkan bahwa kehidupan
bisa jadi merupakan produk dari reaksi kimia yang kompleks. Berdasarkan pada konsep ini, semua riset secara praktis
mengenai asal usul kehidupan difokuskan pada kemungkinan mensintesis molekul besar dan kecil yang menyusun
tubuh organisme. Tapi apakah molekul DNA atau RNA adalah kehidupan?  Akankah kombinasi dari sintesis biomolekul
menuju kepada kehidupan? Jika kehidupan terbuat dari bahan kimia, apa bedanya antara kehidupan dan kematian?
Apakah para ilmuwan benar - benar mempelajari kehidupan?. Berdasarkan pada biologi modern, unit terkecil dari
kehidupan disebut sel. semua mahluk hidup mempunyai sel. Organisme seperti bakteri dan protozoa mempunyai sel
tunggal sedangkan bentuk makhluk hidup yang lebih tinggi seperti manusia mempunyai milyaran sel. Sel terdiri dari
banyak kimia inorganik sederhana seperti air dan ion inorganik. Sedangkan, molekul organik yang kompleks seperti
protein, RNA (Asam Ribonukleat), DNA (Asam Deoxyribonukleat), lemak, dan lain-lain, menyediakan sebagian besar
fungsi biologis yang penting bagi sel.  Para ilmuwan, di bidang biologi, mempelajari kehidupan dan asal -usulnya dengan
istilah biomolekul ini. Mereka berusaha untuk mengembang-biakkan sel dengan mengkombinasikan biomolekul ini.
               Banyak pakar biologi dan pakar kimia evolosioner - seperti Oparin, Fox, Miller Orgel,  Ponamperuma dan banyak yang
lainnya telah membuat percobaan secara ekstensif untuk mengembang-biakkan kehidupan dari molekul. Berbagai model
sudah diajukan untuk memahami bagaimana kehidupan mungkin berkembangbiak dari bahan kimia di bumi seperti
model coacervates daro Oparin, model protenoid microsfer Fox, model tanah liat dari Cairns - Smith sebagaimana kakek
kita, model thioester Christian de Duve, reaksi loncatan elektris dari Miller untuk membuat petir buatan di dalam sebuah
alat yang disebut campuran gas dasar yng terdiri dari H2, H2O, NH3,CH4, dan lain-lain dari gas kimiawi yang dianggap
sebagai gas jaman purba di bumi. Yang menarik adalah bahwa Miller sendiri yang merupakan salah seorang dari para
perintis utama kimia prebiotik, akhirnya menyatakan, "kita benar-benar tidak tahu seperti apa bumi tiga atau empat
milyar tahun yang lalu. Jadi terdapat berbagai macam teori dan spekulasi. Ketidak pastian yang utama berkaitan dengan
apakah atmosfir itu. Ini adalah area perdebatan yang utama. Hal itu diluar pembahasan dari karya ini untuk menjelaskan
semua model disini. Sedangkan, penulis ingin menyebutkan bahwa semua model ini tidak menunjukkan tanda
pengembangbiakkan sel hidup sampai sekarang.   Mana yang lebih dahulu ada ; DNA atau protein?           Pada tahun 1953,
Watson dan Crick mengajukan model doubel Helix untuk struktur DNA. Penemuan mereka membantu untuk
menjelaskan bagaimana materi genetika digandakan di dalam sel, informasi genetika berasal dari DNA, di dalam
nukleus dari masing-masing sel, ke RNA, yang membawa informasi keluar dari nukleus kedalam tubuh sel dan
Institut Bhaktivedanta Indonesia
http://www.bvinstitute.org by Bhaktivedanta Publication! Dibuat pada: 3 February, 2012, 13:06menggunakan instruksi yang di kodekan didalamnya  untuk menghasilkan suatu protein (yang dapat berupa enzim dan
juga merupakan kerangka struktur dari sel). Sedangkan duplikasi DNA membutuhkan sejumlah enzim yang
mempercepat reaksi-reaksi tersebut. Dan enzim adalah protein itu sendiri,  produk akhir dari informasi yang dikodekan
didalam DNA. Dengan kata lain, protein dibutuhkan untuk sintesis DNA dan DNA dibutuhkan untuk sintesis protein. Jadi,
bagaimana bisa sel hidup pertama dengan DNA-berdasarkan biologi molekuler telah membentuk proses kimiawi secara
spontan pada awal kehidupan di bumi?  Ini seperti halnya masalah telur dan ayam dari evolusi kehidupan yang berasal
dari bahan kimia - "mana yang datang lebih dahulu - DNA atau molekul protein?" Teori dunia RNA.         Pada akhir tahun
1960-an beberapa pakar biologi termasuk Crick, Carl Woese dan Leslie Orgel menyatakan bahwa molekul purba
bukanlah DNA ataupun protein melainkan RNA. RNA, yang mereka nyatakan, mungkin sudah mempercepat reaksi yang
diperlukan untuk replikasi seiring dengan penyediaan informasi genetika yang diperlukan untuk menggandakannya
sendiri. Penggandaan RNA sendiri berdasarkan sistim yang akan timbul pertama kali, dan DNA serta protein akan
ditambahkan kemudian. DNA dapat berevolusi dari RNA dan kemudian menjadi lebih stabil, mengambil peranan RNA
sebagai penjaga keturunan.Ide ini kemudian mendapatkan dukungan pada awal tahun 1980-an dari penemuan Thomas
Cech dan Sidney Altman mengenai sejenis RNA yang sebagai reaksi katalisasi. Molekul RNA yang mengkatalisasi
reaksi ini kemudian diberi istilah dengan "ribozymes". Pada tahun 1986, Walter Gilbert, dalam sebuah artikel dalam
majalah Nature, melukiskan dunia purba sebagai "dunia RNA" dimana molekul RNA mengkatalisasi sintesis mereka
sendiri. Sejak itu kemudian, istilah "dunia RNA" menjadi hipotesis umum bahwa  pertama  adalah RNA, kemudian DNA
dan protein dan para peneliti terus menemukan fungsi baru untuk mengadakan RNA, secara  berulang menggambarkan
seberapa bergunakah molekul ini.            Walaupun ada banyak kesulitan dan masalah dalam dunia RNA. Leslie Orgel, salah
satu dari ilmuwan ini yang pertama kali mengajukan pada tahun 1960-an dia sendiri menganjurkan bahwa para peneliti
yang berusaha untuk menggambarkan kemungkinan generasi spontan dari unsur kimia RNA merupakan sukses.
Ribosa, gula yang merupakan bagian dari tulang punggung molekul RNA, sulit untuk tercipta dari hipotetis kondisi awal
bumi kecuali dalam jumlah yang sangat kecil. Stanley Miller dan rekan-rekannya juga melaporkan, "Ribosa dan gula
yang lain secara mengejutkan memiliki ‘paruh-hidup’ yang pendek untuk pembusukan pada pH netral, membuatnya
sangat tidak menyerupai, sehingga gula yang tersedia sebagai pereaksi prebiotik.          Dunia RNA menyatakan bahwa di
dunia purba, ribonukleotida secara spontan memadat membentuk polimer-polimer untuk membentuk molekul RNA dan
molekul RNA yang terbentuk akan mempunyai aktifitas katalisator untuk mereplikasi dirinya sendiri, dan populasi
replikasi molekul oleh dirinya sendiri seperti ini akan meningkat.  Sedangkan, seandainya RNA dapat dibentuk secara
spontan, hal itu akan diturunkan secara terus menerus melalui hidrolisis spontan dan proses pelaksanaan penghancuran
yang lainnya  di bumi primitif. Joyce dan Orgel menunjukkan banyak masalah yang terperinci dengan dalil-dalil dunia
RNA ini. Mereka akhirnya menyarankan untuk tidak menerima "mitos dari penggandaan diri molekul RNA oleh dirinya
sendiri sehingga membangkitkan ‘de novo’ dari sup polinukleida secara acak. Bukan hanya paham seperti ini yang tidak
realistis dalam cahaya pemahaman kita saat ini terhadap unsur kimia prebiotik, tapi hal itu seharusnya meregangkan
kecenderungan pandangan yang optimis terhadap potensial katalitis RNA. Francis Crick, mengungkapkan keraguan
mengenai dunia RNA. Dia berkata, "pada saat ini, pemisah dari "sup" primal pada sistim RNA pertama sesuai dengan
seleksi alam yang terlihat sangat bertentangan. Dengan demikian konsep teori kimiawi tentang kehidupan terlihat tidak
menjanjikan. Keragaman Spesies           Teori evolusi yang menyatakan bahwa nenek moyang kita adalah berasal dari kera,
seolah-olah telah menjadi kebenaran di seluruh lapisan masyarakat.  Anak-anak sekolah sudah sangat akrab dengan
pernyataan “manusia berasal dari spesies kera”, kalau dibiarkan hal ini akan sangat meracuni umat manusia dengan
lunturnya keyakinan (sradha) terhadap Tuhan sebagai Sang Maha Pencipta. Menurut Bhagavadgita bahwa kehidupan
atau sang roh itu adalah kekal, keaneka ragaman badan-badan material (biodiversity) berupa mahluk hidup dari tingkat
yang sangat sederhana yaitu mahluk bersel satu, parasit, tumbuh-tumbuhan, aneka hewan, sampai manusia merupakan
badan-badan material yang telah diciptakan secara utuh yang siap dihuni oleh sang roh. Sang roh akan mendapat
badan material tertentu berdasarkan karma dan kesadaran yang dimilikinya pada kehidupan yang lalu. Srila
Prabhupada,  selalu mengutip sloka Purana dibawah ini yang menjelaskan keaneka ragaman spesies kehidupan yang
menjadi terminal perjalanan sang roh :  asitim caturas caiva laksams tan iva-jatisubhramadbhih purusaih prapyam
manusyam janma paryayattad apy aphalatam jatah tesam atmabhimaninam varakanam anasritya govinda-caranadvayam"Seseorang mencapai bentuk kehidupan manusia setelah bertransmigrasi melalui 8400000 spesies kehidupan
dengan proses evolusi kesadaran secara gradual. Bahwa bentuk kehidupan manusia dilupakan sehingga menjadi orang
yang kurang cerdas dan angkuh yang tidak mau berlindung di kaki padma Govinda (Krishna)." (Brahma-vaivarta
Purana).Dalam Padma Purana menyatakan "Ada 900000 spesies hidup yang hidup di air; 2000000 spesies tumbuhtumbuhan dan pohon-pohonan; 1100000 spesies serangga; 1000000 spesies kehidupan burung ; 3000000 spesies
binatang buas; dan 400000 spesies kehidupan manusia."                     Proses perkembangan dan perjalanan sang roh melalui
8.400.000 spesies, yang telah berlangsung sejak miliaran tahun yang lalu. Seperti diketahui bahwa jiwa/roh adalah
partikel rohani(non-material) yang merupakan jati diri kehidupan. Bila partikel rohani tersebut meninggalkan badan, maka
apapun kehebatan badan material tersebut tidak ada artinya lagi. His Holiness Bhaktisvarupa Damodara Swami (DR. TD
Singh) menyebut partikel rohani tersebut dengan nama ’spiriton’ yaitu suatu tenaga rohani (para-prakrti) yang memiliki
sifat sama dengan Tuhan yaitu kekal, berpengetahuan dan penuh kebahagiaan. Partikel rohani ini merupakan
kesadaran murni, yang oleh karena keterikatan dengan sifat alam mendapatkan beraneka badan material. Spiriton (roh)
bertransmigrasi dari satu badan ke badan lain, dan terkurung dalam penjara-penjara badan. Sifat alam semesta yang
disebut triguna yaitu : sattva-guna  (sifat kebaikan), rajo-guna  (sifat nafsu) dan tamo-guna (sifat kebodohan). Pengaruh
ketiga sifat alam tersebut akan mempengaruhi kesadaran kita, kesadaran pada saat perpindahan sang roh akan sangat
menentukan badan-badan yang akan kita peroleh pada kehidupan berikutnya. Sama halnya seperti  mencampur warna
dasar (biru, merah dan kuning), dari berbagai konsentari warna dasar tersebut akan memperoleh jutaan corak warna
yang beraneka ragam. Demikian juga atas pengaruh 3 sifat alam material akan menentukan badan yang akan diperoleh.
Institut Bhaktivedanta Indonesia
http://www.bvinstitute.org by Bhaktivedanta Publication! Dibuat pada: 3 February, 2012, 13:06The Grand Designer, personalitas tertinggi Tuhan, telah merancang pengaturan hukum alam tersebut. Menurut
 Bhaga-vad-gita (14.5), ”sattvam rajas tama iti   gunah prakirti-sambhavah ...” –        Alam material terdiri dari tiga sifat ; kebaikan
(satwik), nafsu (rajasik) dan kebodohan (tamasik). Mahluk hidup diikat oleh sifat-sifat tersebut dan sulit
dikendalikan......”.–                  Teori evolusi Darwin secara arkeologis, genetika dan biomolekuler tidak terbukti, bahkan Darwin sendiri
mengatakan bahwa teorinya masih sangat lemah dan perlu pembuktian dimasa mendatang. Kelemahannya adalah
karena tidak menyertakan pemahaman tentang sang roh dalam kajian tersebut. Sebenarnya bukanlah evolusi fisik yang
terjadi tetapi evolusi spiritual yang akan menentukan badan-badan material yang didapat. Namun teori Darwin sangat
didukung oleh paham materialis-atheis seperti ; Marx, Plank, S Freud dan lainnya.
 Teori Evolusi: melunturkan keyakinan terhadap Sang Maha Pencipta            Ketika pemikiran Darwinisme yang menjadi akar
berbagai ideologi berbahaya pada akhirnya dirobohkan, maka hanya ada satu kebenaran yang tersisa. Yakni kebenaran
bahwa semua manusia dan alam semesta diciptakan oleh Allah (Tuhan). Mereka yang memahami hal ini juga akan
menyadari bahwa satu-satunya kenyataan dan kebenaran yang ada terdapat dalam kitab suci yang Allah turunkan untuk
kita. Ketika sebagian besar manusia menyadari kebenaran ini, penderitaan, kesulitan, pembantaian, bencana,
ketidakadilan, dan kemiskinan di dunia akan tergantikan oleh pencerahan, keterbukaan, kemakmuran, ketercukupan,
kesehatan, dan keberlimpahan. Karenanya, setiap pemikiran menyimpang yang berbahaya bagi kemanusiaan harus
terkalahkan dan tersingkirkan oleh ajaran mulia yang membawa keindahan dan kedamaian dalam kehidupan manusia.
Membalas batu dengan batu, pukulan dengan pukulan, dan serangan dengan serangan yang lain bukanlah sebuah
pemecahan masalah. Pemecahan masalah yang sesungguhnya adalah menghancurkan pola pikir mereka yang
melakukan segala tindakan ini, dan dengan sabar dan santun menjelaskan kepada mereka satu-satunya kebenaran
untuk menggantikan kesalahan cara berpikir yang mereka anut. Tujuan penulisan buku ini adalah menunjukkan kepada
mereka yang mempertahankan Darwinisme tanpa memahami sisi gelapnya, sadar ataupun tidak, apa yang sebenarnya
mereka dukung, dan untuk menjelaskan apa yang akan menjadi tanggung jawab mereka jika tetap berpaling dari
kebenaran ini. Tujuan lainnya adalah untuk menyadarkan dan memberi peringatan kepada mereka yang tidak
mempercayai Darwinisme, akan tetapi pada saat yang sama tidak juga melihatnya sebagai ancaman bagi kemanusiaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar